Wednesday, October 18, 2017

Pesan Terakhir

October 18, 2017 0 Comments
Gambar terkait

Tanah pagi ini terlihat segar dan masih basah karena rintik-rintik hujan yang turun tadi malam. Dinginnya pagi ini sangat menusuk hingga ke tulang rusuk. Rasanya selimutpun tak sanggup untuk menghangatkan tubuh pagi ini. Ku langkahkan kaki ku menuju sumber cahaya. Jendela mulai ku buka perlahan. Udara segar mulai terhirup oleh tubuhku. Aku terdiam di tepi jendela. Melihat segilintir air yang masih menetes dari luar jendela.

Aku terlalu terbuai dengan dawaian angin pagi ini dalam lamunan. Sampai aku tak sadar jika sedaritadi seorang wanita telah memanggilku berulang-ulang dari balik pintu kamarku. Segera aku menuju tempat berasalnya suara itu.

Pintu mulai ku buka perlahan..“pagi ibuku yang cantik” sapaku penuh lembut pada sosok wanita yang penuh kasih sayang padaku itu.

“kamu itu bisa saja buat ibu tersenyum pagi-pagi” ujar ibuku yang wajahnya mulai memerah.

“itu tak seberapa dibandingkan dengan ketulusan ibu menjagaku sampai aku bisa sebesar ini” ujarku manis.

“kamu emang anak ibu yang paling pinter banget ngegombal ya”

“ah, ibu, aku serius tau”

“iya, ibu tau. Pasti kamu belum mandi kan? Sekarang kamu mandi dulu, sudah ibu siapkan air hangat untuk kamu mandi”

“merepotkan ibu saja. Padahal mandi pakai air dingin pun tak jadi masalah untukku”

Ibuku tak banyak bicara lagi, dia segera merangkulku menuju ke kamar mandi, “mandi yang bersih ya, sayang. Ibu sama ayah tunggu di ruang makan” ujar ibuku.

Selesai mandi dan juga berganti pakaian. Aku langsung menuju ke ruang makan untuk bertemu Ayah dan Ibu “pagi ayah, pagi ibu” sapaku lembut sambil mencium wajah keduanya.

“anak ayah cantik sekali yah hari ini” ujar ayahku yang sedang duduk bersampingan dengan ibuku.

“ah, ayah, berarti kemarin-kemarin aku ngga cantik dong” ucapku sambil tertawa.

“yah, engga dong, anak ayah kan cantik setiap hari”

“ih, ayah, gombal nih.. Eh, iya, yah. Tumben ayah sama ibu pagi-pagi sudah rapi. Ini kan hari libur, bukan hari kerja” kataku heran.

“loh, memangnya kenapa? Bukan hari kerja saja toh yang harus terlihat rapi” jelas ayahku.

“iya sih, yah. Tapi heran aja. Tidak seperti biasanya”

“memangnya kamu tidak bosan dirumah terus? Sekali-sekali refreshing itu perlu, biar tidak stress”

Jika dilihat-lihat, memang Ayah, Ibu dan aku jarang sekali punya waktu untuk bersama-sama. Bahkan hampir tak pernah. Aku maklum akan hal itu. Karena Ayah sibuk mengurus perusahaan yang ia miliki. Dan Ibu harus membantu ayah. Dan selebihnya aku hanya ditemani oleh si mbok dirumah.

“memangnya ayah mau ngajak jalan-jalan kemana?”

“kamu maunya kemana? Pasti akan ayah turuti”

“ah, kemana saja, asal sama ayah dan ibu. Eh ya, tapi si mbok juga diajak ya, yah?”

“boleh”

“asiiiiiikkkkk!!!!”

Hari ini pun menjadi hari yang tak akan pernah aku lupakan. Saat Ayah, Ibu, aku dan si mbok bisa bersama-sama didalam waktu yang begitu singkat.

Tapi tidak jadi masalah, setidaknya aku masih bisa melukiskan kebahagian-kebahagianku bersama orang-orang tersayang.

Sebulan kemudian. Keadaan rumah mulai tampak sunyi kembali. Ayah mengurus.proyek kerjanya di Singapore. Sedangkan Ibuku sedang pulang ke kampung halamanku di Manado, karena nenekku sedang sakit parah.

Hanya si mbok yang sampai saat ini masih setia menemaniku saat sepi menghampiri.

“cah ayu, kesepian ya?” tanya si mbok yang menyadarkanku dalam lamunanku di tepi jendela

“eh, si mbok ngagetin Kezia deh.. Kezia udah terbiasa kok, mbok. Dengan keadaan seperti ini” jawabku.

“non, non kan tau si mbok ini sudah tua toh. Sakit-sakitan pula. Bisa saja tiba-tiba si mbok meninggal. Kenapa non ngga cari pacar saja untuk menemani hari-hari, non” ucap si mbok.

“si mbok kok ngomongnya begitu sih? Apa si mbok capek ngurusin Kezia ya?”

“bukannya seperti itu, cah ayu. Tapi itu memang kenyataannya. Selama ini, si mbok liat non tidak pernah membawa laki-laki kerumah?”

“laki-laki siapa toh, mbok yang mau Kezia bawa?”

“non Kezia ini bagaimana, ya pacarmu lah, cah ayu”

“si mbok ngaur ah. Mana ada lah, mbok yang mau sama Kezia”

“kenapa non Kezia ngomong begitu? Non Kezia cantik, pintar, kaya pula. Siapa sih laki-laki yang tidak mau sama wanita seperti non?”

“tapi apakah ada laki-laki yang mau menjalin hubungan dengan wanita yang hidupnya tak lama lagi?”

“cah ayu, hidup itu bukan di tangan dokter”

“tapi Kezia udah capek mbok, kalau harus terus bergantung sama obat-obatan itu”

“cah ayu, pasti sembuh. Si mbok yakin”

“terimakasih, ya, mbok. Mbok harus tetap jaga baik-baik rahasia ini dari siapapun, ya. Cukup Tuhan, Kezia, dan si mbok aja yang tau”

***
Sudah 2 minggu lebih aku tak melihat wajah Ayah dan Ibu. Rindu ini semakin melekat sangat kuat pada mereka. Aku rindu sapaan hangat Ayah dan Ibu setiap pagi. Aku rindu wajah cantik Ibuku. Aku rindu senyuman manis Ayahku. Aku rindu orang tuaku.

Rumah sebesar ini terlihat tak berpenghuni. Apalagi saat si mbok harus pulang kampung karena suaminya sedang sakit parah.

Kesepian begitu kejam menyelimuti hari-hariku. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku benar-benar merasa seperti hidup sebatangkara. Andai saja aku punya sayap, aku ingin sekali terbang bebas seperti burung-burung diluar sana yang berkeliaran dialam bebas.

Belakangan ini tak jarang temanku, Vicky menemaniku. Aku memang sudah berteman lama dengannya. Tapi jarang waktu kami untuk bermain bersama.

“Kezia, bagaimana kalau hari ini kita pergi ke taman dipinggir kota?” ujar Vicky yang seorang laki-laki berkulit putih, beralis tebal, hidung mancung, dengan postur tubuh yang tingginya cukup ideal.

“dengan senang hati aku menerima ajakanmu” jawabku tersenyum.

Vicky pun menggoncengku menggunakan sepeda motor yang ia gunakan setiap hari saat sekolah.

***
Taman ini sungguh indah. Dikelilingi dengan bunga yang berwarna-warni. Terdapat sebuah danau yang begitu sejuk dipandang mata.

“kau tau Vicky. Danau ini sama nasibnya dengan rumahku” kataku sambil melempar batu-batu kecil kedalam danau.

“maksudmu?” tanya Vicky bingung.

“iya. Danau ini begitu indah, tapi tak ada seorangpun yang mengunjunginya. Begitu juga dengan rumah ku seperti tak berpenghuni” ujarku.

“Ayah dan Ibumu belum pulang juga?” tanya Vicky.

“seperti yang kau lihat sekarang. Aku merasa kesepian. Mungkin rasa sepi itu sudah biasa hadir dalam keseharianku. Aku sudah terbiasa. Sudah kebal. Tapi terkadang aku lelah dengan semuanya” jelasku.

“aku paham sekali apa yang kamu sedang rasakan. Bagaimana rasanya menghadapi orangtua yang sibuk dengan urusan bisnisnya. Yang lebih mementingkan tahta dibandingkan dengan anaknya sendiri. Tapi kamu tidak perlu khawatir, mulai sekarang aku akan buat hari-hari kamu tidak kesepian lagi”

“caranya?”

“I wanna beside you everyday you need”

“really?”

“i’m really sure”

Mulai dari hari itu. Vickylah yang selalu menemaniku. Dia selalu mengajakku ke suatu tempat yang tak pernah aku kunjungi sebelumnya..Aku merasa seperti hidup kembali. Entahlah, aku merasa begitu nyaman berada di dekatnya.

***
Hari ini cuaca begitu tak mendukung. Hujan begitu lebat mengguyur bumi.

Ku biarkan air-air itu membasahi tubuhku. Aku berlari kecil dari koridor bawah rumahku dengan tawa-tawa kecil dibibirku. Sebelum masuk rumah, aku biarkan tubuhku berbalik arah. Mengembangkan senyum tipis pada sosok laki-laki yang jaraknya tak terlalu jauh dariku.

“terimakasih, ya, sudah mau mengantarku pulang” ujarku pada Vicky.

“iya, sudah cepat sana kamu masuk. Aku pulang dulu ya” kata Vicky.

“iya. Hati-hati ya”

Aku mulai melangkahkan kakiku kedalam rumah saat bayang-bayang Vicky tak terjamak lagi oleh penglihatan.

“aduh, cah ayu, kenapa basah kuyup seperti ini?” ujar si mbok yang terlihat panik melihat kondisiku yang basah kuyup.

“loh, si mbok kapan pulang? Pak danu sudah sembuh, mbok?” tanyaku yang heran dengan kehadiran si mbok lagi

“sudah, non. Yasudah cepat non ganti baju, bibi sudah siapkan dikamar non”

“iya mbok”

Aku pun segera menuruti perkataan si mbok. Selesai berganti baju aku langsung memakan sup hangat buatan si mbok.

“tadi itu siapa toh, cah ayu? Pacarnya toh?” tanya si mbok yang berada disampingku.

“dia Vicky, mbok. Teman Kezia” kataku.

“teman baru? Hati-hati ya non kalau berteman dengan lawan jenis” kata si mbok.

“sudah lama kok mbok kami berteman. Tapi jarang bisa bertemu. Iya, mbok. Vicky laki-laki yang baik kok. Dia yang nemenin Kezia selama si mbok pulang kampung” jelasku.

“baguslah, non. Orangnya tampan ya?”

“iya gitu deh, mbok. Orangnya juga baik banget. Perhatian pula. Kezia nyaman banget, mbok kalau dekat sama dia”

“wah jangan-jangan non lagi kasmaran nih”

“ih, si mbok ngawur aja”

***
Semakin hari semakin terlihat jelas kedekatanku dengan Vicky. Mungkin benar apa yang si mbok katakan padaku, aku jatuh cinta pada Vicky. Tapi aku tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaan ini. Lagipula aku takut jika nanti aku akan pergi meninggalkan Vicky dan hanya meninggalkan luka dihatinya.

“Kezia, aku boleh jujur?” tanya Vicky yang sedang tiduran bersebelahan denganku di taman favourite kami.

“iya, apa?” kataku sambil menatap langit yang berwarna biru.

“kamu cantik juga ya” kata Vicky memujiku.

“memang kamu baru sadar kalau aku cantik?”

Pertanyaanku itu membuat Vicky tertawa geli.

“ih jahat, kok malah diketawain sih?” tanyaku kesal.

“tidak-tidak. Sejak awal aku melihat kamu, aura kecantikan itu sudah terpancar dari wajahmu” jelas Vicky.

“halah, gombal kamu ini”

“aku serius. Kamu itu terlihat sempurna dimataku. Dengan apa adanya kamu, keluguan kamu. Dan aku suka itu”

Perkataan Vicky barusan tak aku jawab lagi, aku sibuk memperhatikan texture-texture awan yang indah dilangit.

“Kezia, kamu mau ngga jadi pacar aku?”

Pertanyaan itu membuatku tersentak kaget. Aku hanya diam tak menjawab apapun.

“kenapa tidak dijawab pertanyaanku tadi? Apa kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan juga?” tanyanya kembali.

“apa yang kamu rasakan. Aku bisa merasakannya. Tapi apa kamu yakin dengan kata-katamu tadi?” kataku.

“aku yakin. Karena aku mencintaimu” katanya. “aku akan menerima apapun keadaanmu”

“sekalipun aku mengidap penyakit yang akan merenggut nyawaku?”

“iya. Memangnya kamu sakit?”

“apa aku terlihat sakit? Tidak kan? Aku sehat seperti apa yang kau lihat sekarang ini”

“sungguh? Aku akan selalu menjagamu, Kezia. Apapun keadaannya”

“entahlah. Beri aku kesempatan untuk berpikir”

“baiklah. Aku harap kamu juga menyayangiku”

Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Apa yang ku takutkan benar-benar terjadi. Aku tidak mungkin bisa menyakiti Vicky seperti ini. Aku memang menyayanginya, dan aku senang dia juga menyayangiku. Namun apa yang bisa aku lakukan dengan keadaanku yang seperti ini?

***
Akhir-akhir ini, penyakitku mulai sering kambuh. Aku mulai muak dengan keadaan. Aku mulai lelah. Namun, aku juga tidak bisa meninggalkan Vicky. Itu terlalu berat buatku. Aku juga tidak ingin membuat Vicky sakit dan terbebani karena kondisiku yang seperti ini.

“Cah ayu, kita ke dokter saja ya” kata si mbok yang begitu mengkhawatirkanku.

“aku tidak apa-apa kok, mbok” jawabku yang tidak berdaya diatas tempat tidur.

“tapi si mbok khawatir keadaan non Kezia tambah parah”

“Kezia kuat kok, mbok. Mbok tidak usah khawatir”

Keadaanku semakin memburuk. Untuk menggerakkan anggota badanku saja aku tidak bisa. Setiap hari aku hanya bisa diam ditempat tidur.

Seringkali si mbok menangis melihat keadaanku. Sebenarnya si mbok ingin sekali membawaku kerumah sakit. Tapi aku selalu menolaknya.

“Cah ayu, mbok takut terjadi sesuatu yang buruk sama non” ujar si mbok sambil menangis.

“Kezia baik-baik saja kok, mbok. Kezia masih bisa bernafas sampai hari ini. Ayah sama Ibu belum pulang juga yah, mbok?” tanyaku sambil menahan rasa sakit.

“sehat gimana toh, nduk? Penyakitmu ini loh tambah parah. Iya orangtua non belum pulang. Kangen pasti toh sama mereka?”

“hem, iya, mbok. Tapi tidak apalah. Aku tidak mau saat mereka pulang, mereka malah akan sedih melihat keadaan Kezia yang seperti ini” kataku sedih.

“si mbok tau perasaan non. Mana ada sih non, anak yang tidak sedih dan kesepian saat mereka lagi sakit, tapi tidak ada orangtua disamping mereka”

“Kezia sudah biasa, mbok. Lagipula biasanya si mbok yang nemenin Kezia”

“non Kezia ini sudah si mbok anggap jadi anak mbok sendiri kok. Oh iya, si mbok sampai lupa. Sudah beberapa hari ini, teman non, siapa itu loh namanya si mbok lupa..”

“siapa, mbok? Vicky?”

“nah, iya, den Vicky. Dia menelpon kerumah dia menanyakan kabar non. Katanya kenapa tiba-tiba menghilang begitu saja selama berhari-hari”

“terus si mbok jawab apa?”

“si mbok bilang non lagi dirumah perlu istirahat soalnya lagi sakit”

“dia nanya ngga mbok Kezia sakit apa?”

“iya, non”

“si mbok ngga kasih tau kan tentang penyakit ini?”

“tidak kok, cah ayu tenang saja. Eh si non, sudah waktunya minum obat. Diminum dulu ya obatnya si mbok siapin”

“mbok..”

“iya, non ada apa?”

“ngga usah siapin Kezia obat”

“loh, kenapa begitu toh, nduk?”

“Kezia sudah sehat kok. Kezia sudah tidak perlu obat”

“cah ayu itu masih sakit. Inget kata dokter kan? Harus rajin minum obat, kalau mau sembuh”

“terus mbok percaya kata dokter? Mbok, sudah 2 tahun lebih Kezia bergantung sama obat-obat itu. Kezia capek mbok setiap hari harus minum obat. Terus setiap minggu harus rutin kemoterapi. Kata dokter sih biar penyakit ini cepat sembuh. Tapi mana buktinya? Sampai sekarang Kezia belum sembuh juga. Malah penyakit Kezia makin hari makin parah kan?”

“cah ayu ngga boleh ngomong seperti itu. Harus percaya, harus yakin kalau cah ayu itu bisa sembuh. Sekarang minum obat ya?”

 TOK!TOK!

Terdengar sesorang yang mengetuk pintu dari luar rumahku.

“bentar, ya, non. Si mbok buka pintu dulu” ujar si mbok yang langsung menuju keluar rumah.

Tak beberapa lama..
Dadaku mulai sesak. Nafasku mulai tak beraturan. Kepalaku sakit tak karuan.

“aaaaaaaa…..” teriakku yang sudah tidak kuat menahan sakitnya.

“cah ayu, cah ayu….” teriak si mbok yang segera berlari menemuiku.

“ya Allah, cah ayu kenapa?” tanya si mbok yang mulai meneteskan air matanya.

“kepala sama dada Kezia sakit banget mbok” kataku yang benar-benar sudah tak kuat menahan sakit.

“Kezia? Kezia kamu kenapa? Mbok, Kezia kenapa, mbok?” tanya seseorang laki-laki yang baru saja memasuki kamarku. Vicky.

“non Kezia harus segera dibawa kerumah sakit, den” ujar si mbok dengan luapan air mata.

Vicky langsung menggendongku menuju mobilnya dan segera melarikan aku kerumah sakit tanpa bertanya lebih jelas dengan kondisiku saat ini. Aku sempat melihat wajahnya yang tampan itu sangat terlihat panik saat melihat keadaanku yang seperti ini. Air matanya mulai menetes saat menggendongku. Aku tidak pernah melihat Vicky sesedih ini.

Sungguh, sejahat apakah aku? Sampai membuat orang yang sangat aku sayangi meneteskan air matanya.

Ini adalah hal yang tidak pernah aku harapkan terjadi selama hidupku. Melihat orang yang aku sayangi bersedih karena aku.

“kamu kuat, Kezia. Kamu pasti bisa. Kamu harus bisa tahan rasa sakit yang kamu rasakan sekarang. Sebentar lagi kita sampai rumah sakit” ujar Vicky menyemangatiku.

Aku benar-benar sudah merasa tak kuat lagi. Rasanya malaikat pencabut nyawa sudah dekat denganku. Dia akan memutuskan semua urat nadiku. Sakitnya luar biasa. Dan tiba-tiba semuanya gelap. “Ayah, ibu, Kezia rindu kalian” gumamku terakhir kali sebelum semuanya tak terlihat lagi.

Tubuhku dibawa keruang ICU.

Saat itu hanya bayangan putih yang bisa aku lihat. Begitu sepi. Bayangan Vicky nampak jauh dariku. Tapi tiba-tiba mataku mulai terbuka kembali. Keadaanku mulai stabil. Vicky memasuki ruanganku.

“Vicky..” kataku terbata-bata.

“Kezia, kenapa kamu ngga pernah bilang ke aku tentang penyakit kamu ini?” kata Vicky sambil menggenggam tanganku.

Hatiku begitu sakit melihat kesedihan yang terlukis diwajah Vicky saat itu.

“aku engga sakit, aku baik-baik saja” ucapku sambil menyengitkan senyumanku.

“kamu sampai di bawa ke ICU gini, masih bisa bilang kamu engga sakit? Kezia, please, kenapa kamu gak bisa terbuka sedikitpun sama aku. Aku bukan orang lain kan buat kamu? Aku Vicky. Aku sudah pernah janji, apapun keadaan kamu, aku akan tetap jaga kamu” ujar Vicky.

Aku menatapnya sendu. Aku tak pernah membayangkan apalagi mengharapkan berada diposisi seperti ini. Aku merasa saat itu Tuhan begitu jahat, dengan membiarkan orang-orang yang aku sayangi menangisi kondisiku saat ini.

Vicky mulai membelai lembut wajahku, matanya tak berhenti mengalirkan air mata. “Kezia, apapun penyakit yang kamu derita, percaya sama aku, kamu harus berbagi juga kesedihan kamu sama aku. Aku akan bantu, kalau bisa aku aja yang berada diposisi ini, jangan kamu. Kezia, aku mohon bertahan untuk aku ya?”

Air mataku mulai tak terbendung lagi. Bulir-bulir Kristal yang sedaritadi ku tahan hancur sudah, meleleh membasahi pipiku.

“kamu bodoh! Itu bisa menyakiti diri kamu sendiri! Kamu tampan, kamu baik. Pasti banyak perempuan diluar sana yang sedang menunggu untuk kamu cintai. Kenapa harus aku, Vick? Kenapa?”

“aku engga peduli! Aku yakin kamu pasti bisa sembuh! Kamu engga akan ninggalin aku disini sendiri”

“Vicky, aku sayang kamu”

Itulah kalimat terakhirku untuk Vicky sebelum nafasku kembali sesak. Rasanya nyawaku sudah diujung tanduk. Sakitnya sudah benar-benar tak tertahan lagi.

“dokteeeeeerrrrrr tolong Kezia, dok. Sembuhkan dia” pinta Vicky pada dokter yang segera menanganiku.

“Kezia kamu harus kuat. Kamu harus bertahan ya, untuk Ayah kamu, ibu kamu, si mbok, dan juga untuk aku. Aku yakin kamu bisa” ujar Vicky yang tak henti-hentinya menyemangatiku. Tangisannya pun bertambah deras.

Bermacam-macam selang yang berisi cairan mulai dimasuki ketubuhku .Suster yang dengan hebatnya dan tanpa rasa jijik mengelapi muntahanku sedaritadi.

Aku sempat melihat wajah Ayah dan Ibu yang baru saja datang menemuiku. Mereka menangis histeris melihatku saat itu.

“Ayah, ibu jangan menangis. Kezia akan baik-baik saja. Aku sayang kalian. Aku rindu kalian” gumamku dalam hati.

Tubuhku mulai melemah. Nafasku mulai tak bisa ku hembuskan lagi. Jantungku mulai tak berdetak. Nadiku berhenti berdenyut. Pandanganku mulai tak teraba lagi. Rupanya malaikat pencabut nyawa itu sudah terlebih dahulu menghampiriku.

Tangisan si mbok dan yang lainnya mulai mengguyuri kepergianku malam itu .Ayah dan Ibu mulai mendekap tubuhku dengan hangatnya. Andai saat itu aku masih bisa mendekap tubuh mereka juga, pasti aku akan sangat bahagia. Bukan ini yang aku inginkan. Aku tidak ingin mereka memelukku dengan kesedihan. Ayah, Ibu aku mohon tersenyumlah untukku..

***
Pagi itu, jasadku mulai dimasukkan dan ditimbun dengan tanah merah. Ditaburi dengan bunga-bunga segar diatasnya. Diatas batu nisan itu terukir namaku dengan indahnya, dengan tanggal kelahiranku serta tanggal kematianku.

Andai aku masih berada didekat orang-orang yang aku sayang, aku akan menghapus segilintir air yang membasahi wajah-wajah malaikatku.

“nyonya, sebelum non Kezia tertidur untuk selamanya. Dia sempat menitipkan ini pada saya” kata si mbok sambil memberikan sebuah amplop putih pemberian dariku.

Memang sebelum aku pergi, aku sempat menitipkan surat kepada si mbok untuk diberikan pada ibu saat aku tidak berada lagi didunia ini.

Ibu mulai membuka amplop itu, dan mulai membaca isinya


Untuk orang-orang yang Kezia sayangi. Ayah, Ibu, si Mbok dan Vicky.
Mungkin saat kalian membaca surat ini. Aku sudah tak berada lagi diantara kalian. Dunia kita sudah berbeda..Ayah, Ibu, maafkan Kezia yang selama ini sudah menyembunyikan penyakit Kezia ini. Tapi pasti kalian sudah tau sekarang Kezia sakit apa?Iya, Yah, Bu kanker otak stadium akhir. Penyakit yang menyerang pada sistim otak. Yang lama-lama penyakit itu akan menyebar dan merusak semua sistim dalam tubuh Kezia. Yang akhirnya membuat Kezia hanya bisa terbaring lemah diatas kasur. Bahkan berujung dengan kematian. Jujur, Kezia lelah harus bergantung terus dengan obat-obatan dan kemoterapi.Ayah, Ibu, sebenarnya alasan Kezia menyembunyikan ini semua dari kalian karena Kezia engga mau semua ini malah menjadi beban pikiran untuk kalian. Masih ada hal yang lebih penting untuk kalian urus selain penyakit Kezia ini, kan?Selama ini ayah dan ibu selalu sibuk dengan urusan kalian masing-masing. Sampai membuat Kezia kesepian. Tapi kalian engga usah khawatir. Selama itulah si mbok yang selalu menemani Kezia. Merawat Kezia. Tapi sekarang si mbok tidak perlu lagi repot-repot menemani dan juga merawat Kezia. Kezia pasti sudah bisa merawat diri Kezia sendiri nanti. Kezia juga pasti sudah engga mesti minum obat lagi setiap waktu. Udah engga perlu lagi kemo setiap minggu yang buat rambut Kezia jadi rontok. Kezia sudah bebas dari penyakit yang menyerang Kezia selama 2 tahun ini.Oh iya, ayah, ibu. Kalian tau siapa laki-laki yang bersamaku saat menjelang kematianku itu siapa? Kenalin, dia Vicky. Tampan ya? Dia teman dekatku. Aku menyayanginya, yah, bu. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tidak bisa memiki dia seutuhnya. Soalnya malaikat pencabut nyawa itu sudah terlebih dahulu memisahkan kita.Ayah, Ibu, Mbok, dan Vicky. Terimakasih ya, karena selama Kezia hidup didunia ini kalian selalu setia menemani Kezia. Tuhan baik banget kasih Kezia orang-orang yang begitu menyayangi Kezia.Sekian dulu surat dari Kezia. Kalian ngga boleh nangis. Ngga boleh sedih. Kezia sudah tenang dialam yang berbeda dengan kalian. Jaga diri kalian baik-baik ya. Kezia tunggu kalian di surga. Kezia sayang banget sama kalian semua
Salam sayang,
Kezia Fristy Victoria

Monday, October 16, 2017

Review Tempat Recomended Bandung I

October 16, 2017 0 Comments




Jadi disini gue mau share beberapa pengalaman gue ke Bandung yang gue lakukan 3 kali dalam tahun ini. WOW, gak bosen? Jawabannya, officially, 


B O S E N. 

Hehe, but yang namanya Bandung itu emang ya bener-bener ngangenin. Gimanapun kondisinya. Ya mungkin karena ayah gue adalah orang Bandung wkwk.

Oke, jadi awal perjalanan gue ke Bandung itu waktu tanggal 14 - 16 April. Tepatnya, gue pergi bersama 2 ciwi-ciwi yang lebaynya sejagat OHR. Yes, they're my teamwork. Ihiw, jadi memang kala itu lagi longweekend. Ya, kumaha atuh orang kerja mah libur 3 hari aja itu sudah disebut longweekend :')

Then, memang gue sudah beli tiket di jauh-jauh minggu. Gue lupa, tepatnya di tanggal berapa. Tapi saat itu emang sudah beberapa kali gue survei pasar. Asique. Maksudnya survei lokasi dan tiket kereta. Mulai dari liat di agoda.com , booking.com , traveloka.com , tiket.com , dan berlabuhlah di pegipegi.com.

Kenapa begitu??? Ya kebetulan aja emang nemunya yang murah lagi disini wkwk. Sebenernya sih nemu di Agoda, murah bingitzz. Tapi sayang, q tak punya CC jadi waktu itu ga bisa booking pake DC di hotel yang diriku mau. Akhirnya pegipegi lah yang menjadi tujuan.

Yang tadinya cuma niat pergi berdua, dan baru pesen kamar hotel aja. Eh, akhirnya yang 1 orang mau ikut, dan nyuruh pesan ticket kereta sekalian. Yawis, sekalian jadi satu di pegipegi. Then dapet keretanya siang hft:( padahal kepengen yang bisa berangkat kamis malam, pulang kerja jadi langsung caw. Ternyata jadinya jumat siang, jam 10.00 Plsssssssssss, JAM 10 TUH SIANG APANYA? HAHAHA, menurut gue siang karena sampe sana udah siang;p

Perincian budget berangkat:
1. Hotel ( MineHome Hotel Cihampelas, Bandung ) : Rp. 5xx.xxx (Rp. 600.000)/ 2 orang. Tapi waktu itu gue 3 orang gapapa ;p
2. Kereta ( Ekonomi, Naik dari St. Gambir ) : Rp. 70.000/orang

Lanjut langsung ke perjalanan. Jadi pagi itu, pagi-pagi banget. Emang dasar anak awam pergi jauh-jauh naik kereta hiks, menurut saran temen gue yang tidak mau gue sebutkan namanya disini karena takut kalau dia baca terus ge-er. Maka dari jam setengah 6 gue sudah ondewaayyy!! Bayangkansi:( kereta jam 10, jam setengah 6 udah jalan tuh biar apa????:(( katanya sih, takut ngantri lama lah, karena harus print tiket dulu lah disini.

Yaaa, dan akhirnya gue nyesel juga sih ikutin saran tuh orang wkwk. Karena, wait the moment, yes this's long weekend. Buuuuttttttt, ga ngantri sama sekali loh :( lowong mencereeeeenggg. Ih zbl, kepagian kan ya :(( lama pula, dan akhirnya gue dan yang lain memutuskan untuk beli makanan ringan dulu, dan berlabuhlah di A&W.

Udah kayak orang bener pokoknya disana.. Masih ngantuk parah, mau bobok, mau pulang dulu kayaknya, kwkwkw.

09.30
Udah boleh masuk euy ke dalem, emang sih belum ke keretanya. Tapi setidaknya, baru kali itu gue naik kereta jarak jauh wkwk. Kurang lebih kayak bandara (fyi: sebenernya gue belum pernah naik pesawat. Tapi pls deh, gak usah dibahas kalau gue pengen jadi pramugari. Hm~

Jadi pas masuk itu gue nunggu diruang tunggu lantai 2. Banyak juga sih yang mau ke Bandung hari ini. Mungkin karena pada ga mau pisah sama gue, atau ga mau ditinggalin gue ke Bandung. HAHA.

Let's sisa 15 atau 10 menitan gue agak lupa. Akhirnya disuruh naik ke lantai 3 (Tempat Keretanya). Ihiw, pas masuk ke dalemnya. Oke, iya, gue norak. Karena biasa cuma naik CommuterLine, ini naik kereta beneran :( dingin, asik juga jadi bangkunya kayak bis. Udah gitu di tengah-tengah ada bangku yang duduknya hadap-hadapan. Kerenlah, diluar ekspetasi gue. Gue kira ekonomi gembell. Ternyata worth it laahh..

Eh, pas jalan lagi-lagi norak. Jalannya mundur wkwk. Ternyata karena emang posisi bangku gue membelakangi arah jalannya kereta hahaha

Keretanya enak, pake nomor bangku jadi ga berebut. Ada buat chargerannya juga. Ada buat tempat naro botol, ada meja kecilnya. Ih seneng deh, bagus wkwk.

Butuh waktu kurang lebih 3 jam buat sampe Bandung. Melewati tengah hutan, yang jalanan relnya miring-miring. Serem deh ih:( tapi untuk gak ngejungkel (re: ngebalik) keretanya:((

---

Sampe juga deh di Stasiun Bandung. Ayey!

Welcome On Bandung!!
Karena tempat penginapan gue kala itu di Cihampelas, jadi dari Stasiun Bandung yang adanya di Kebon Jeruk. (Bukan Kebon Jeruk tol Jakarta loh:((-) daerah paskal atau Pasir Kaliki. Jadi gue naik grab atau uber disana buat sampe Cihampelas.

FYI; ternyata saat gue pesen uber/ grab itu, si supirnya bilang dia ga bisa masuk ke dalam stasiun. Karena eh karena, katanya di Bandung supir uber/ grab itu gak boleh masuk ke dalam stasiun, jadi harus ngumpet-ngumpet gitu. Dan dia bilang, kalau ditanya sama orang bilang aja saudaraan. Entah betul atau engga sih, soalnya kan di Bandung juga banyak taxi. Begitulah..

Then, sampailah ke hotel yang-- harus masuk ke dalam gang kecil wkwk. Hotel ini tepat di belakang Amaris Hotel, Cihampelas. Dan gak jauh juga dari Cihampelas tinggal jalan kaki. Fleksibel? Oh Yes sangaaattt!!! Recomend? Boleh banget!

Memang hotelnya tidak besar, tapi untuk kamarnya. Bagus kok, rapi jugaaa. Kamar mandi?? Perlu minta pewangi mungkin ya sama staff sebelum nempatin. Makanan? Gak terlalu banyak variant rasa sih. Soalnya waktu itu juga cuma pesan indomie apa gitu deh lupa. Harganya lumayan sih, 20rb seporsi.

Hotelnya sepi, ntah deh. Tapi keliatannya gak ada penghuni wkwk. Kebetulan waktu itu gue dapet kamar dilantai bawah, dan di pojokan. Jadi gak liat banyak orang. Untuk staff ramah kok! Namanya juga orang Bandung ya? Hehe.

Yays setelah check in, gue sama yang lain bobok deh soalnya ngantuk. Dan lumayan tidur sejam, abis itu baru hangout ke seputaran Bandung. Dengan 1 QueenBed, cukuplah wong bertiga badannya kecil-kecil. Walaupun kalau diantara mereka, aku merasa yang paling besar badannya -_- wkwk.

Habis itu, mandi. Bisa pakai Hot/ Cold Water ya. Semua berfungsi. Enaklah pokoknya. Bersih, dan ga jorok. Terus dandannya sejem, gilaaakk cewek tuh gitu. Harus cantiklah pokoknya yeeesss!! Hahaha.

Oke, rambut sudah di curly. Makeup based on face. Pakai dress putih yang lucu. Pokoknya gue udah kayak cewek disini deh. Haha, padahal kalau di Tangerang gue gak pernah seribet ini kalau mau pergi. Ribet sih, tapi ini yang paling ribet ;p;p

Setelah udah cantik, yeys, kita pergi ke yang deket. Cihampelas dulu dijelajahi wkwk. Karena udah cantik, jadi gak mungkin gue jalan. Jadi kitekite naik grab. Huft, macetongcessss.. Yang mustinya 5 menit sampe, ini jadi lebih. Yaaa, karena sedang ada si skywalk. Walaupun 1 jalur, jadinya macet :( hmz.

Nah setelah sampai di ciwalk, kebetulan sekali disitu lagi ada pameran! Rame banget deh. Lagi ada Yogya Festival Ciwalk. Banyak diskon. Dan ini yang paling disukai cewek hahaha.

Pokoknya disitu bertigaan udah mencar-mencir deh. Cari baju yang bagus tapi murahlah, cari tas lucu-lucu, aksesoris lucu, sampai tidak lupa beliin mybaby sweety oleh-oleh. Hahaha. Jadi kala itu gue beli celana pendek murmer, aksesoris (anting) murmer, tas lucuk warnanya murmer, sama tas buat maluuuvvv. Sekitar 200k lah abis. Diskonnya dapet 100k. Pokoknya pembelanjaan 100k kalau ga slaah dapet diskon 50k. Lumayan kan?

Setelah itu jalan-jalan deh ke dalem, yang engga ada apa-apanya itu wkwk. Entahlah, gue selalu bingung kalau kesana tuh sebenernya gak ada apa-apa :|

Next step, jadi waktu malam itu gue udah janjian juga sama salah satu partner kerja yang di Bandung. Then, dia jemput kita bertiga deh buat jalan-jalan. Cmiiww, dibawain ubi cilembu juga wkwk. Nah, waktu itu juga gue diajak ke tempat makan gitu cuma gue lupa namanya apa dan dimana. Yang gue inget dia punya ciri khas sambel yang enak gitu. Warung makannya dominan warna merah, dan didepan itu ada bapak tua yang jualan kue putu.

Makananya banyak seafood gitu sih. Ya lumayan, tapi ga terlalu recomend sih. Karena menurut gue lebih enak seafood yang di PLTU Ancol wkwk.

Lanjut darisitu, gue diajak ke braga. Yaa, menikmati suasana malam saja di braga wkwk. Malam itu cukup rame juga. Macet. Mungkin karena weekend :) dan setelah dapat tempat parkir, didekat starbuck braga. Gue diajak ke hangup, hangout, atau apalah namanya gue lupa wkwk. Yang jelas itu semacem tempat nge-bear. (wuih, Chintya mainnya di bar(?)) wkwk yakali ah gue berani. Ndak, gue cuma anter 2 teman kesana, sekalian gue numpang ke toilet. Dan, honestly gue takut wkwk. Disitu bau rokok, bau bear, dan officially gue ga suka banget sama tempatnya!!! Gelap dan mengerikan. Gue ga recomend juga! Haha

Setelah meninggalkan 2 teman gue yang katanya mau 'minum', ya okelah gue dan teman gue yang 1nya lagi jalan-jalan aja ke sekitar braga, yang banyak setannya. Gue ditakutin sama kuntilanak, eh ga ngaruh yaaa, gue ga takut HAHA. Gue cuma takut sama Allah. Seh gaya ya gua? Disamperin poci aja gue bisa ngejerit :')

Terus foto-foto deh, yaa narsis mulai. Sembari liatin orang-orang yang lagi main skateboard, sambil digodain "Neng, pacarnya mana? Kok cantik-cantik sendirian aja", Ya mereun gua bawa pacar gua kesini. Wong dia aja kerja di antariksa. *wuuusshhh wkwk.

Oke disana gue juga berasa artis, karena tiba-tiba ada 3 orang cowok kalau ga salah. Mereka minta foto men sama gue!!! Yakali, disangka artis dadakan gue disana! HAHAHA. Ga ngerti deh, apa gue disangka salah satu setan disana kali ya-_-

Dan jam terus berputar, ini udah jam 12 :( ngantuk iya, capek iya, tapi cuma bisa nunggu 2 teman disebrang masjid Agung Bandung. Tapi akhirnya gue samperin mereka lagi ke tempat yang tadi. Ternyata sama-sama saling nunggu. Wkwkwk, gimana gak pinter sih?

Dan setelah itu akhirnya pulang, dan bobok. Yeeeyyy!!

---
Besok paginya setelah biasa ya, mandi dan dandan. Kali ini rambut dicatok lurus. Pake anting baru. Makeup on based always. Dan baju kodok siap meluncuuurrr.

Hari ini tujuannya keeeeeee......::
1. Cafe D'Pakar
Jalan Dago Pakar Utara,, Sekejolang, Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40198
Buka : 11.00 - 18.00

Pliiiisss, ini recomend bangetbanget!! Bagus bangetlah!! Kenapa? Pemandangan dari atas bukit. It's too worth it, guys! Banyak bunga, hijau, sejuk, pokoknya cozy banget disini.

Tapi dari segi makanan memang gak banyak. Tapi waktu itu gue pesan nasi bakar tuna, sama teh tarik. Enaaaakkk, dan harus coba! Hahaha

Harganya juga murah lah, sekitar 10rban.
Tapi eh tapi, kalau kesini ya, gue saranin pakai kendaraan pribadi! Karena jalannya naik dan jauuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhh juga jelek. HEHE. Gue aja waktu itu naik grab, bingung pulangnya gimana. Untung supirnya baik banget, dia mau nungguin, soalnya katanya kalau pesan lagi dari atas bukit itu jarang ada yang mau. Dan lama pasti nunggunya.

Iya sih emang nanjak dan jauh banget hahaha. Tapi terbayarlah sama suasana dan makanannya.

2. Upside Down World Bandung
Jl. H. Wasid No.31(dipatiukur), Kota Bandung, Jawa Barat, Lebakgede, Coblong, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132

Jalannya emang ngga luas sih, dia ada di dalem gang gitu. Jadi agak susah ngeliatnya kalau ga detail banget wkkw.

Masuknya pun waktu itu gue ngantriiiiiiiii. Mungkin juga karena weekend hehe.
Untuk sekali masuk emang harganya terbilang mahal ya, Rp. 100.000/orang. Kalau anak kecil maap-maap kurang tau hahaha.

Gak dibatasin sih mau seberapa lama didalem, yang penting ketika sudah puas ya keluar yaaa. Kasian yang ngantri diluar:((

Spot untuk fotonya banyak, dan staff disana bisa bantu foto juga. Enak kok, ada yang bisa bantu atur posisi dan gaya.

Spotnya lucu-lucu, terbalikbalik gitu fotonya.Lucuuuukk, apalagi ada HK ih :3 wkwk

Oke perjalanan gue kala itu memang gak berhenti sampai disitu sih, jadi setelah itu kita dijemput lagi sama partner kerja yang di Bandung. Katanya sih mau diajak makan, karena emang kebetulan belum makan wkwk. Syedi ya?

Tadinya gue recomend tempat makan di Lereng Anteng Panoramic. Tempatnya sih keliatannya cozy gitu, terus lucu pake tenda-tenda gitu. Buat spot selfie isi feed instagram kan gyudh ya? Wkwk. Disayangkan, dia gak mau nemenin kita kesanaaa!! Alasannya itu jalan ke Lembang, jadi takut macet. Ya ya, apa boleh buat :') kita diajak kayak ke tempat makan warung gitu deh, banyak yang jual makanan emang. Tempatnya gak jauh dari Upside Down World. Cuma kalau gue gak recomend kalian kesini. Karena gue sendiri gak suka sama makanan disini wkwk.

Jadi yuk skip--

Hari terakhir nih, gue beli oleh-oleh makanan. Yeeeyyyy!!! Tadinya  mau beli yang di cibaduyut, cuma sepertinya gak cukup waktu karena gue mesti pulang siang ini. Gak pake kereta, juga gak pake travel. Udah gak kebagian :(( then, gue juga kejar waktu pulang. Soale besok gue ke Bandung lagi!!! Loh, lo kurang kerjaan sih, Ci kesana mulu, pake segala pulang dulu lagi... Yah, lo tanyakan aja sama Boss gue kenapa dia pake ada acara kerja keluar kota, kotanya Bandung pula, dan kenapa gak biarin gue disini aja, terus dia nyusul. Yakan?! Wkwkw, it's ok lah, udah kejadian juga..

Jadi gue beli makanan khas;
1. Sale Pisang (Keju-Cokelat & Choco Crispy)
2. Dodol Warna-Warni
3. Bandrek
4. Keripik Tempe Bulat Pedas

Gue lupa rincian harganya:(( tapi rata-rata aja ya 15rban keatas. Gue beli di Nonie, Cihampelas (Sebrang Ci-Walk ada 2. Gue beli di toko yang PINK banget!)

Nah, setelah itu gue pulang deh naik bus dari terminal Leuwi Panjang. Waktu itu pake bus yang primajasa, cuma Rp. 70.000. Murmer kan?;;)

Jadi itu dulu deh yang bisa gue share di liburan pertama gue tahun ini di Bandung. Liburan di Bandung selanjutnya akan gue bahas di Part kedua yaaa. Dan gue akan review lagi tempat-tempat cozy di Bandung! Seeyaaaaaaaaa.....

FYI : Postingan ini pernah gue post di chindesviani.blogspot.com, tapi blog tersebut sudah gue deact, dan sekarang terciptalah blog baru ini. Selamat menikmati pembaruan dari blog Chintya yang absurd ini!! (note: especially for CiciLovers) wkwkwk😋

Friday, October 13, 2017

Belajar Dari Sosok Penulis, Boy Candra yang Digandrungi Para Remaja

October 13, 2017 1 Comments
Gambar terkait

Terkadang kita sebagai orang awam melihat potensi penulis buku menjadi hal yang diindahkan. Pasalnya, dengan menulis buku kita bisa meraup keuntungan besar dari hasil penjualan buku. Apalagi jika buku yang dibuat laris dijual dipasaran.

Memang menjadi penulis buku tidak semudah yang kita bayangkan. Untuk menulis satu buah buku itu susah. Harus melihat tema yang pas untuk ditulis agar bisa lebih menarik untuk dikonsumsi bagi para penulis buku. Tidak semua tulisan yang sudah dibuat bisa langsung diterima oleh para penerbit. Karena ada tahap pengecekan terhadap isi tulisan tersebut. Apakah sudah pas untuk diterbitkan? Atau sebaliknya. Jadi kalau ketika sudah selesai menulis buku, dan penerbit mau menerima, itu rasanya plong sekali ya, guys.

Dulu, pada zaman kita belum diserbu teknologi, dan ketika tidak semua orang paham dunia menulis, menulis adalah sebuah bentuk ekspresi yang menyenangkan. Pengalaman dan isi hati kita, bisa bebas kita tulis, tanpa kita dituntut kelihatan identitasnya. Maka biasanya para penulis yang muncul dari masa lalu, adalah penulis yang kebanyakan pemalu dan takut muncul di publik.

Namun sekarang, media cetak satu persatu gugur. Karena industri mulai berpihak ke dunia digital, yang setiap individu memegang minimal satu. Penerbit memang masih ada. Tapi penerbit tidak mungkin menerbitkan sebuah naskah, tanpa proyeksi pada keuntungan. Untuk buku-buku yang kira-kira agak sulit untuk diterbitkan, semisal buku non fiksi dengan ukuran tebal, ada penerbit yang bertanya lebih dahulu, penulis bisa membeli berapa buku nanti jika buku itu terbit?

Jadi tidak heran jika sekarang banyak penulis buku yang memarketingkan bukunya sendiri. Saya mengambil contoh dari penulis buku non-fiksi, Boy Candra. Karena saya sendiri termasuk dari penikmat karya-karya bang Boy, sekaligus pengikut setia akun instagramnya 😜

Jika dilihat, bukunya laris dinikmati oleh remaja yang senang mengkonsumsi bacaan novel, khususnya karya Boy Candra.

Bagaimana bisa sebegitu suksesnya ia menciptakan banyak novel yang laris terjual?

1. Dekat dengan Pengguna Medsoc
Dilihat dari akun instagramnya, penulis yang akrab di sapa Bang Boy ini memang memiliki jumlah followers yang banyak. Walau begitu, ia tidak menutup dirinya dari para pengikutnya. Ia kerap membalas pesan-pesan di instagram, dan membalas komen para netizen di followersnya. Kedekatan inilah yang menghasilkan suatu strategi marketing yang baik. Termasuk saya juga pernah mendapatkan feedback positif dari bang Boy 😊


2. Sering Upload
Tidak hanya dekat dengan pengguna socmed. Tapi Boy Candra juga aktif mengupload kata-kata puitis yang disukai pengkonsumsi novelnya. Kata-kata ini dikutip dari buku-bukunya, yang ia berikan tanda pada kolom captionnya. "Misal: Buku "Jatuh dan Cinta". Sedikit banyak ini merupakan suatu teknik marketing juga loh.

3. Straight Ke Produk
Boy Candra juga kerap memasarkan bukunya di akun media social. Dengan foto buku, ditambah dengan caption yang menarik, banyak orang yang jadi tertarik ingin membeli bukunya. Ada juga netizen yang jadi "penasaran" dengan isi bukunya jadi ingin membeli bukunya. Saya pun dengan jujur, tertarik membeli karya-karya bang Boy ini karena tulisan-tulisannya secara tidak langsung menginspirasi saya untuk ikut berkarya seperti bang Boy.

4. Join dengan Para Penjual Buku Online
Ini juga ide yang menarik. Boy Candra seringkali menginfokan lewat Account Media Socialnya untuk yang ingin membeli bukunya, bisa dengan membelinya secara online. Hal ini juga memungkinkan peningkatan pesanan dari buku-buku yang telah ia buat untuk diperjualkan oleh penjual buku online. Bangun networking itu memang penting, ya?

5. Tambahkan Promosi
Tidak hanya sekedar menjual. Dilihat dari penjualan buku terbarunya yang berjudul "Jatuh dan Cinta", Boy Candra menambahkan untuk 70 orang pembeli pertama bisa mendapatkan buku tersebut dengan tambahan bonus CD dan Tanda Tangan Penulisnya. Jadi jangan salah, jika Tanda Tangan ini kerap menjadi bahan yang ampuh untuk menjual laris buku kalian juga loh, guys.

Jadi, kapan nih, kita terbitin novel bareng-bareng? 😋

Follow Us @chindsv