Wednesday, September 2, 2020

Pertemuan Kala Itu

September 02, 2020 0 Comments

Matahari begitu terik hari ini. Aku melepaskan helm yang sedang ku kenakan. Ku kibaskan rambutku yang sedikit kusut akibat perjalanan singkat yang ku lakukan tadi.


Sesekali mataku menjamah seluruh pemandangan yang ada di hadapanku saat itu. Sebuah kedai kopi dengan konsep ke-barat-baratan. Memiliki interior berwarna merah dengan perpaduan warna kayu etnic. Entah sejak kapan aku menyukai tempat itu. Tapi aku selalu suka berada di tempat kopi. 


Aku mengeluarkan ponsel milikku yang ku taruh di saku jaket. Melihat sebuah notifikasi masuk darinya. Seseorang yang memiliki janji temu denganku siang itu. Aku membuka pesan itu, senyumku mengembang tipis. Ia sudah sampai lebih dulu ternyata dariku.


Aku mulai turun dari kendaraan roda dua yang ku kenakan, dan segera melangkah memasuki coffee shop yang memiliki interior pintu kaca berwarna merah. Mataku tertuju pada satu sosok yang melambaikan tangannya ke arahku dengan senyumnya yang mengembang. Walau ini adalah pertama kalinya aku dan dia bertemu, tapi entah kenapa dia tau bahwa yang baru saja memasuki area coffee shop itu adalah aku. Aku pun membalas senyumnya, dan segera menghampirinya.


"Hallo" ucapku seraya mengambil ancang-ancang posisi duduk di hadapan laki-laki yang saat itu mengenakan kaos lengan pendek berwarna hitam. Entah sejak detik ke berapa, tapi wajah itu sudah berhasil menghipnotisku. Tiba-tiba saja rasanya jantungku berdetak tak beraturan.


Sebelum percakapan siang itu di mulai, aku memutuskan untuk pergi ke toilet untuk sekedar mengatur nafasku yang tiba-tiba saja memendek. Entah, tapi rasanya begitu aneh. Aku mulai meninggalkannya sendiri, dan merapihkan diriku di toilet. Sesekali ku tarik nafas dalam-dalam untuk menetralkan hatiku saat itu.


Tak beberapa lama, aku kembali menghampiri laki-laki yang memiliki bola mata bermata hitam. Bola mata yang saat ini mampu menghipnotisku perlahan. Untungnya saja, aku bisa berakting seolah-olah aku baik-baik saja kala itu. Aku hanya tak ingin menampilkan bahasa tubuhku yang sejujurnya tak bisa ku kontrol.


Ia memesankan segelas kopi latte untukku. Dia begitu tau, jika kopi selalu menjadi bagian dari keseharianku. Mataku sesekali melihat ke arahnya yang sedang fokus dengan layar laptop yang berada di hadapannya saat itu. Sesekali aku menyembunyikan senyumku. "Ah, padahal ini pertama kalinya aku bertemu. Tapi kenapa rasanya sudah begitu aneh?".


Dadaku semakin tak bisa ku kontrol saat tubuhnya mendekat ke sampingku. Astaga, rasanya aku begitu takut jika ia bisa mendengarkan irama jantungku yang tidak menentu. Tapi sekali lagi, aku berusaha setenang itu, hanya untuk memastikan bahwa ia tidak curiga dengan gelagatku.


Obrolan ringan menghiasi pertemuan aku dengannya siang itu. Banyak cerita-cerita yang ia lontarkan, sembari menyelesaikan tugas akhir miliknya. Ku pikir, aku akan canggung bertemu dengan orang yang baru ku kenal dalam waktu yang menurutku singkat. Tapi ternyata tidak, ia begitu bisa mengajakku masuk ke dalam cerita-cerita yang ia miliki.


Sesekali ia selipkan obrolan mengenai seorang wanita yang sedang dekat dengannya. Sesosok wanita yang ku harap bisa terus membuatnya tersenyum dan melupakan masalalunya. Sesosok wanita, yang menurutnya, selalu cemburu denganku.


Haha..

Aku selalu tertawa mendengar kalimat itu. Entah hal apa yang membuat wanita itu harus menaruh rasa cemburunya terhadapku? Tapi, jika ku pikir lagi. Wajar saja jika wanita itu cemburu, kalau ia tau, aku mengagumi laki-laki yang sedang berada di hadapanku saat itu. Tapi, bukankah hingga sejauh ini aku masih terus berusaha menutupi rasa kagumku ini padanya? Ah, entahlah..


Aku cukup tau diri, dimana posisiku saat itu. Hanya saja, aku senang mengaguminya seperti ini. Bagiku, mendengarkan setiap inchi ceritanya saat ini menjadi satu hal yang ingin selalu ku lakukan. Jika ditanya, apakah aku cemburu? Mungkin saja, aku pun tidak tau. Sampai di titik ini, aku masih terus meyakinkan hati, apakah perasaanku benar-benar nyata untuknya? Bahkan ketika nanti ku temukan jawaban atas apa yang ku rasakan, mungkin saja aku sudah terlambat--.


Hari semakin petang, kami memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Sebuah kedai Mie Aceh menjadi pilihan untuk kami singgah. Tak lama, hanya sekedar membuang waktu hingga malam tiba. Setelahnya, ia mengantarku pulang, dengan kendaraan yang kami bawa masing-masing. Sesekali aku tersenyum di balik masker yang ku kenakan. Melihat tubuhnya dari belakang saja sudah mampu membuatku tersenyum. Apalagi jika--, ah, sudahlah.. Ini baru pertama, mungkin akan ada pertemuan-pertemuan kami selanjutnya yang masih ku semogakan. Semoga saja.

Thursday, August 27, 2020

Mengagumimu Diam Diam

August 27, 2020 0 Comments

Sejak mengenalmu, aku tidak tau bahwa aku akan berada pada titik ini.

Awalnya, aku hanya ingin sekedarnya membantu. Bahkan, karena aku baru saja mengenalmu. Perkenalan yang tidak di sengaja, tidak terencana. Tapi, aku yakin, Tuhan punya rencana lain atas perkenalan kita pada waktu itu.


Perkenalan yang cukup singkat menurutku. Bahkan aku belum pernah menemuimu secara manusia. Maksudku, kita saling membalas pesan satu sama lain. Sekali berbincang via telephone untuk membahas tugas akhirmu, dan pada akhirnya kamu menceritakan sedikit banyak tentang kisahmu. Rasanya itu pertama kalinya aku senang mendengar suara dan tawamu yang bergitu renyah. Ketika kamu membutuhkan, aku siap sedia membantu. Bukan dengan alasan yang special, sekali lagi, awalnya aku hanya ingin membantumu tanpa berniat pada perihal lainnya. Aku senang saat bisa membantu orang lain, setidaknya, aku tau bahwa aku masih berguna bagi orang lain.


Seiring berjalannya waktu, mengenalmu membuatku ingin sekali bercerita tentang patah hatiku. Bukan, bukan ingin mengeluh. Hanya saja, aku hanya ingin tau pendapatmu. Setidaknya, aku ingin mendengar pendapat dari sudut pandang laki-laki yang akan berbeda dengan sudut pandangku sebagai perempuan.


Saling bertukar cerita, dan pendapat. Aku senang mendapatkan teman baru, teman yang bisa ku ajak bercerita, bertukar pendapat. Memang tidak begitu sering, akupun masih sibuk menata hatiku sendiri. Hanya saja, kita belum sama-sama bertemu. Entah kapan, aku masih menunggu waktu yang tepat untuk itu.


Ketika sampai di titik patah hati tertinggi, aku memilih untuk menceritakan hal itu padamu. Kamu mendengarkan ceritaku setiap inchi-nya. Tanpa lelah menemaniku. Aku tidak menangis kali ini. Memang ada rasa sesak yang saat itu aku rasakan, tapi rasa bahagia juga menghiasi hatiku. Aku bahagia melihat masa lalu-ku yang akhirnya sudah selangkah lebih maju dariku. Di sisi lain, aku juga bahagia karena kamu yang tanpa sedikitpun membiarkanku sendiri.


Entah kapan pastinya perasaan itu tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam hatiku yang sudah ku tutup rapat-rapat. Namun, kamu punya cara untuk masuk ke dalamnya. Melihat setiap balasan-balasanmu, selalu membuatku tersenyum. Mendengarkan tawamu yang begitu renyah, tak ayal membuatku juga turut tertawa. Sampai disini, aku memang belum yakin, apakah perasaan ini benar-benar nyata? Atau hanya sebuah perasaan sementara di saat patah hatiku seperti saat ini?


Hari demi hari, aku terus mengagumimu. Menikmati setiap percakapan kita yang terus mengalir setiap harinya. Perasaanku terus bermekaran di antara taman bunga yang indah. Sesekali aku takut untuk mengagumi. Karena, di saat itu pula, aku tau seharusnya perasaan ini tidak ku rasakan untukmu. Karena, dari cerita-cerita yang kau suguhkan untukku, rasanya tak mungkin aku bisa sampai untuk menggenggammu. Jangankan menggenggam, memberanikan diri untuk menunjukkan perasaan ini saja rasanya mungkin tak akan bisa.


Tapi rasanya tak apa bila memang begini hal yang harus ku lalui, mengagumi dalam diam saja sudah membuatku sangat senang. Hanya untuk memastikan bahwa kamu akan terus menjadikanku tempatmu berbagi cerita. Menjadikan aku sebagai salah seorang yang kau percaya untuk berbagi keluh kesahmu. Asal aku bisa memastikanmu tetap denganku, tidak apa jika aku tetap mengagumimu tanpa perlu kau tau apapun yang ku rasa saat ini.

Psikotest dan Interview di Shopee International Indonesia, PT ( Edisi Pandemic ) - L2 Customer Operation

August 27, 2020 153 Comments

 


Hi Guys, long time no see! Hahaha


Gue udah jarang banget emang mantau blog. Gue terlalu sibuk tenggelam sama kehidupan gue sendiri ☺ wkwkwk alias gue tadinya memutuskan untuk berhenti nulis. Mungkin kalau kalian yang udah sering mantau blog gue, atau bahkan ternyata lo temen gue, kalian pasti tau alasan kenapa gue berhenti nulis. Wkwkw, iya, kedengerannya childish banget memang. Hanya karena gue sedang patah hati. Tapi, jujur, menulis itu gak mudah ketika pikiran gue sedang gak sefokus itu. Lagian, ketika gue menulis, malah banyak memori-memori patah hati yang tiba-tiba aja terlintas. Maka dari itu gue sempet vacum. But, karena dukungan dari beberapa orang terdekat yang nyuruh untuk comeback, finally I'm back ☺.


***

Oke, kali ini, dengan pertama kalinya lagi gue balik nulis di blog, gue mau banget sharing soal pengalaman gue yang menjalani jadi "jobseeker" di masa pandemic ini.

Jujur, cari kerja disaat pandemic gini bukan hal yang mudah. Dan gue rasa, itu berlaku untuk semua jobseeker. Jangankan lagi pandemic, masa gak pandemic aja yang namanya cari kerja itu susah. Wkwkwk, but, trust me, rezeki gak akan tertukar. Jadi, jangan menyerah untuk cari kerja, dan kalau udah kerja, jalanin yang tekun dan inget-inget lagi susahnya cari kerja tuh gimana wkwk.

Dan kali ini, gue mau sharing tentang pengalaman gue melamar di salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Kalau kalian udah ngeh sama judul blog ini, pasti kalian tau e-commerce mana yang lagi gue maksud ✌ iya, betul, di Shopee! Ya, siapa sih yang ga tau shopee? Apalagi para penggila online shop. Baik buyer maupun seller nya.

Jadi, awal mula kenapa gue bisa sampai test di shopee?? Ya, karena gue ngelamar lah. Kalau gue di lamar, sekarang gue udah jadi istri orang dong :)) 

Gue ngelamar itu via Jobstreet ceritanya. 

Di tanggal 25 Juni 2020 gue apply untuk posisi Admin Fleet.

Di tanggal 30 Juli 2020, gue dapet email yang menyatakan kalau gue di undang untuk menjalani Psikotest online di tanggal 3 Agustus 2020.

Pada aneh gak sih? Padah ngeh gak sih? Gue ngelamar bagian apa, di panggil di bagian apa. Terus kenapa jarak dari apply ke panggilan take a long time?

Hehe, gue juga gak tau lagi gengs, jawabannya apa :( but maybe, untuk posisi kalau diliat dari semua pengalaman gue kerja, memang lebih pas di customer operation. Karena emang udah kayak makanan sehari-hari dah tuh handling customer. Jadilah mungkin aja mereka nolak gue di fleet tapi rekomendasiin gue untuk masuk di bagian customer operation. Relate gak sih? Hahaha

Untuk waktu panggilnya kenapa lama? Ya meneketempe. Gue aja sampe amnesia dan bertanya-tanya "Lah, kapan gue ngelamar???" eh, ternyata pas cek jobstreet ketemu :)

Lanjut lah dimana gue akan menjalani psikotest online. Ini sebenarnya akan jadi first experience dimana menjalani psikotest online, sedangkan biasanya test nya kan di kantornya langsung. But, its okay. 

Oh ya, ada yang bikin gue agak sedikit terkejut (((ya anjir, bahasa gue)))

Itu gengs :)) sumpah waktu liat total Question nya gue agak speechless juga. Karena, banyak bener udah kayak ujian kehidupan. Hahaha, tapi ya udahlah, kalau dibayangin doang yang ada stress. Akhirnya ya kerjain aja deh.

Soalnya kayak apa sih?

1. Endurance and Speed Test itu lebih kepada matematika ya, contoh; 5 + 5 = 10 (0 adalah angka ganjil) Jadi harus jawab A. ((( A adalah Ganjil, B adalah Genap ))), atau 8 + 8 = 16 (6 adalah angka genap) Jadi jawabannya adalah B.

Ini gue ga tau ya, berapa kali ganti soal gitu. Tapi dari 1860 soal itu akan di bagi jadi beberapa bagian soal. Nanti cuma dikasih waktu sekitar 1menit, kalau udah habis waktunya, akan ganti lagi ke bagian soal lainnya. Jadi gak akan semua soal kejawab yaa.Tapi soalnya tetep sama kok. Mungkin kalau di total bener ada 1860, soalnya bener-bener secepet dan sebanyak itu. Gue sampe engap woi, kayak lagi di peluk gebetan. Hehe.

2. Faxtor Cognitive Ability Test ini testnya kalau gue gak salah ingat itu tentang matematikan juga kok. Contohnya; 3 , 5 , ... , 11 . Nah ini isian titiknya angka 7. Karena itu bilangan ganjil.

Kurang lebih soalnya begitu di Test kedua. Agak lebih bikin mikir sih, tapi soalnya cuma 20 kok. Jadi gak pusing-pusing amatlah :))


Saran menjalani test ini apa sih, Kak?

1. Modal PC/ Laptop (gak bisa pakai HP ya)

2. Sedia Internet (yaiyalah namanya juga test online)

3. Baca doa dulu tidak lupa

4. Minta restu orang tua, biar dimudahin pas isi soal

5. Fokus

6. Teliti tapi cepat

Udah sih kayaknya itu aja, wkwkwk ada tambahan gak?


Lanjut yaaa, setelah menjalani serangkaian psikotest online itu.... oh ya, gue lupa kasih tau, kalian harus rajin-rajin cek email, mau inbox, spam atau dimanapun. Soalnya pemberitahuannya selalu lewat email. Dan kalau mereka udah kirim email kayak di atas, biasanya mereka selalu suruh untuk confirm ya, kita bersedia mengikuti atau engga. Dan tidak lupa untuk selalu attach CV saat balas email mereka. Mau email undangan psikotest, interview, atau apapun. Karena emang itu yang selalu mereka bilang di body email mereka.

Nah, alhamdulillah, setelah psikotest ternyata gue lolos ke tahap selanjutnya. Yaitu, Interview HR.

Jaraknya berapa lama dari psikotest ke tahap selanjutnya? Seperti yang gue lampirkan ini, cuma 1 minggu ya. Jadi tanggal 11 gue udah mulai Interview sama HRD via hangout.

Asli ini jadi pengalaman pertama lagi buat gue karena interview nya via hangout dan gak perlu ketemu langsung secara tatap muka. Akhirnya gue interview dengan atasan kemeja, tapi bawahnya celana pendek wkwkw. Tinggal moles meap dikit di muka, biar HRD nya terpukau. Hahahaha

Nah, gue dapet di jam 2.15 deh waktu itu, berdua sama orang yang entah siapakah dia. Tapi yang jelas, dia laki-laki dan punya pengalaman kerja di Gojek. But I don't know, dia posisinya apa di gojek.

Apa aja sih yang di tanya saat interview?

1. Penjelasan tentang diri kita (Perkenalan diri)

2. IPK berapa? (Karena gue apply dengan Ijazah S1

3. Pengalaman Kerja secara detail

4. Bagaimana cara handling customer (Ini disesuaikan sama pengalaman kalian ya)

5. Bersedia di shift gak? Atau Overtime?

6. Dan lain sebagainya. Sisanya dia cuma lanjutin tentang jobdesk. Dan mengajukan tawaran untuk kita bertanya. Kalau ditawarin untuk bertanya, saran sih, tanya seputar hal yang kamu mau tau tapi tentang pekerjaan itu ya. Ini artinya kamu tertarik sama interview dan posisinya.

Setelah ngelewatin serangkaian Interview HR, akhirnya selesai juga deh. Gue agak was-was, karena gue mikir waktu interview HR, barengan gue adalah karyawan Goj*k. Dan gue jadi mikir kalau dia yang akan di terima. Wkwkwkw, but, literally, its not me at all. Di lain sisi gue tetep yakin, kalau Interview tadi bisa menarik minat si HR buat rekomendasiin gue tahap selanjutnya ;p

Jika terus berpikir optimis, setiap kata dan keyakinan yang positif akan sesuatu gue yakin itu menjadi doa. Dan bener aja, keesokan harinya gue dapet email lagi dong ;p yang menyatakan kalau gue lolos ke tahap selanjutnya. It's trully surprisingly me! 

Mhehehe, seneng kan gue bisa sampai di tahap ini. Deg-degan juga, tapi ya seneng gitu. Ngerti gak sih gengs?! Wkwkwk.

Masih via Video Call gitu interviewnya. Mungkin akan sampai tahap akhir seperti ini, eh lupa, iya ini tahap akhir. Cmiiiww~

Kali ini, interview nya bertiga gitu..

Oh ya, saran lagi. Jangan sampai telat untuk join meeting. Sebenernya bisa di re-schedule. Tapi bukankah lebih baik kalau bisa interview tanpa reschedule?

Nah, waktu menjalani interview ini, pertanyaannya gue pastikan sama persis dengan Interview HR. I don't know, mungkin setiap pertanyaaan akan bergantung pada user nya masing-masing. Untungnya, user yang meng-interview gue ini masih muda dan masih swag. Jadi selama Interview gue enjoy banget. Walau gak bisa dihindari kalau trouble connection itu bener-bener ganggu saat menjalani interview by online kayak gini. 

Jujur, waktu pertama kali join, itu ada keterlambatan kurang lebih 12 menit dari waktu yang ditentukan. Bukan, gue yang telat. Tapi, user nya. but, it's okay. Karena, gue tipe orang yang setia menunggu. Menunggu yang pasti-pastinya aja ya tapi ;p.

And then, what the result is?

So Blessed me! Asli seneng banget, walau dari Interview User agak lama karena emang kepotong hari libur juga sih, but I got this offering!


Nah, guys, mungkin segitu dulu deh yang bisa gue sharing tentang psikotest sampai interview di masa pandemic ini. Emang susah banget cari kerja di masa yang kayak sekarang ini. But, don't give up for your bright future. Semoga pandemic ini cepat berlalu, dan kita semua bisa hidup normal lagi seperti dulu. See you on next story❤❤

Follow Us @chindsv